Entah bagaimana,
Detik saat ini seolah bermain bisikan di telinga,
Dari mana, apa rupa semuanya misteri,
Aku runsing seketika,
Tidur tak lena tapi makannya selera,
Ahhh! Pada siapa patut aku suarakan?
Tiada siapa yang percaya diri ini,
Keluarga aku sendiri pasti katakan aku gila,
Ketawa seorang diri,
Nangis kerna dibuli,
Merajuk tak henti-henti,
Kenapa ini semua terjadi ya?
Siapakah puncanya?
Aku atau mereka?
Lelah tapi mahu,
Sedih tapi ingin,
Retak nasi tak dingin,
Pagi disapa mesra,
Ada yang terusik jiwa,
Senyum mulai mekar,
Ada kata yang ingin dilontar,
Sentuhan kasih diberi padaku,
Tanda cinta asmara bertalu-talu,
Bisik penuh manja,
Gayanya ngada-ngada,
Bagaimana ya ingin bertemu?
Sedangkan hati rasa ingin bercumbu...
Getaran rasa di dada,
Hangat mesra,
Ilusi bagaikan mimpi,
Mimpi bagaikan fantasi,
Terlalu hiperbola ke kata-kata ku ini?
puitisnya...MZ suka tajuk nya jugak
ReplyDeleteTerima kasih 🤗
Delete"Tidur tak lena tapi makannya selera..."
ReplyDeleteAh Mbak, apakah sedang dilanda cinta?
Maafkan bila saya salah duga.
Salam,
Iyaa lagi mabuk cinta 🤭
DeleteDibuai cinta ni.. 😀
ReplyDeleteHahhaah gitula kot
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletePandai cuya pilih diksi yang berima 👍👍. Susah nak buat puisi begini. Dan saya suka kata2nya. Ada yg bilang kalo nak buat puisi bagus, harus merasakan juga isinya 😉
ReplyDeleteIyaa seolah2 hati dekat dengan puisi ini, maka ianya penuh dengan makna 😊
DeleteMoga bahagia sentiasa ya Cuya yang manis.
ReplyDeleteTerima kasih kak Mulan 💕
Delete